Hari ini aku menghabiskan waktu dengan pergi
ke suatu tempat yang bisa membuat pikiran sedikit lebih tenang. Manusia memang
ada saatnya membutuhkan waktu sendiri untuk merenggangkan benang-benang pikiran
yang kusut dipikiran karena beberapa hal.
Sejujurnya aku ingin sekali saat ini kirim
pesan ke kamu “hey aku lagi disini loh sesuai permintaan mu beberapa hari yang
lalu untuk kirimkan foto makanan yang aku pesan ditempat ini” tapi sayang
sekali aku tak melakukan itu. Keadaan dan sifat mu yang membuat aku seperti ini.
Saat ini aku benar-benar kacau. Ibarat daun
disaat musim kemarau yang kering dan daun-daunnya pun berjatuhan ke tanah. Aku
lemah. Aku kacau. Hanya tunggu waktunya
saja kapan aku mulai jatuh karena kehabisan kekuatan untuk berdiri menahan
perasaaan ini. Memang lebih sakit tidak memiliki otak untuk berfikir, tapi ini
juga sakit ketika pikiran ini aku dayung terus untuk sampai ke sebuah jawaban
dari pertanyaan:
"Sebenarnya hubungan antara kita ini sebatas apa? Apakah kamu juga mencitai aku seperti aku mencitai mu?”
Sudah lama rasanya hati dan jantungku tak merasakan perasaan seperti ini. Sudah lama rasanya pikiran ini tak aku gunakan untuk memikirkan sebuah perasaan ingin memiliki. Semuanya kembali bekerja ketika kamu hadir dalam kehidupan ku. Kamu seperti listrik yang dapat menghidupkan kembali segala alat-alat perasa yang ada didalam diriku.
Mungkin menurut kamu terlalu cepat untuk
memiliki perasaan sayang atau perasaan cinta. Mungkin menurut kamu terlalu
cepat untuk melangkahkan kaki ke anak tangga selanjutnya. Tapi apa kamu tak
menyadari bahwa pohon pun tak akan
berbuah tanpa ada perawatan. Bunga pun tak tumbuh tanpa disiram. Begitu juga
perasaaan tak akan tumbuh tanpa adanya komunikasi dan tertawa diantara kita.
Aku ingin sekali menjadi orang yang memberi mu
sandaran ketika kau merasakan kelelahan berjuang untuk masa depan. Aku ingin sekali menjadi orang yang membuatkan
secangkir teh hangat ketika kau merasakan kedinginan saat hujan membasahi tubuh
mu di petang hari. Aku ingin sekali menjadi orang yang bisa membuat mu tertawa ketika kamu merasakan dunia ini tidak adil atas kehidupan mu. Tapi pada kenyatannya aku tak bisa
melakukan itu semua. Disini aku hanya bisa diam memendam segala keinginan itu.
Aku sudah tak tau lagi apa yang harus aku
lakukan. Aku takut. Takut ketika perasaan ini sedikit demi sedikit hilang. Aku
takut ketika kekuatan ku habis untuk menunggu mu menggenggam tangan ku menuju
anak tangga selanjutnya. Aku tak mempermasalahkan jarak yang kita alami
sekarang karena melalui sebuah keyakinan kedua sisi, jarak itu dapat kita jalani dan tempuh sampai
pintu kebahagian itu terbuka. Tapi yang aku permasalahkan adalah waktu, karena
waktu tak bisa kita hentikan dan tak bisa pula kita putar.
Kalau kamu menginginkan sosok wanita yang
memulai menggenggam tangan mu terlebih dahulu untuk melangkah, kamu salah orang. Kalau kamu
menginginkan sosok wanita yang terlebih dahulu memulai membuat keputusan, kamu salah orang. Aku
adalah salah satu wanita yang menganggap sosok lelaki itu adalah seorang
pemimpin yang tangguh dan kelak akan selalu menjadi terdepan dalam kehidupan ku
dan anak-anak ku kelak. Bukankah kamu membutuhkan sosok wanita yang serius akan sebuah hubungan? Lantas ketika ada wanita didepan mu yang ingin serius kepada mu, kenapa seolah kamu tak peduli?
Maafkan aku ketika seiring waktunya berputar
aku mulai menghilang. Maafkan aku ketika seiring waktunya berputar kamu tak tau
sedikit pun tentang aku. Aku menyerah bukan berarti aku tak mencintai mu. Aku pergi bukan berarti mencari sosok lelaki lain karena perasaan ini masih milik mu. Tapi yang harus kamu tau sampai kapan pun, aku lah
wanita yang selalu menganggap mu sebagai sosok lelaki yang sempurna yang bisa
membuat aku jatuh cinta melalui kesederhanaan mu.
Ketika perasaan ini sedikit demi sedikit
bertumbuh, aku tak pernah lupa sama sang Pencipta. Aku selalu menceritakan
sekecil apapun hal tentang kita kepada Dia. Setiap saat selalu aku berbicara
kepada Pencipta “Tuhan, aku seakan menemukan lelaki yang aku inginkan. Kalau
kau berkehendak dekatkanlah kami selalu dan kelak Kau juga yang akan
mempersatukan. Tetapi kalau bukan dia yang tepat dan terbaik, jauhkanlah kami
melalui cara Mu ya Tuhan. Amin”
Jadi kalau suatu saat kita sudah jauh, itu
bukan kemauan ku dan bukan pula karena jarak diantara kita. Ingat aku tak
pernah menyalahkan jarak itu. Tapi sadarilah itu adalah cara Tuhan untuk
menyimpan kita buat orang yang special dan tepat. Mungkin bukan sekarang tapi diwaktu Tuhan.
Tetap aku ucapkan terima kasih kepada kamu
yang bisa menumbuhkan kembali perasaan yang sudah lama aku diamkan dengan
kesendirian, walaupun saat ini aku masih sendiri. Semoga kelak waktu bisa
memberikan jawaban atas perasaan yang aku miliki ini kepada kamu. Aku akan
selalu percaya akan hal yang indah itu
Nyeas banget baca tulisan kaka yang ini :( semoga semua indah pada waktunya ya kak putri.
BalasHapusSemangatt!! (: