Kamu yang ke:

Sabtu, 29 Maret 2014

Haruskan Pengiriman TKI diberhentikan?

Belakangan ini Indonesia lagi dihebohkan dengan kasus ibu Satinah, Tenaga Kerja Indonesia di Arab Saudi. Uda pada tau kah kalian kasus beliau? Belum pada tau? Coba baca dulu disini!

Awak juga kurang tau mengenai kasus sebenarnya, banyak yang mengatakan bahwa ibu Satinah ini mencuri uang majikannya lalu membunuh. Tapi yang pengen awak tulis disini bukan untuk menghakimi pihak mana pun. Awak baca berita online dari berbagai media, kebanyakan orang berpendapat:

"ngapain nolongin ibu Satinah, dia kan pencuri. kalau menolong berarti sama aja kita menolong maling"

Buat yang punya pikiran seperi diatas, apakah kalian sudah tau pasti apa alasana ibu Satinah melakukan hal kriminal tersebut? Ya emang sih kita bebas berpendapat, asal tepat. Jangan langsung menjudge buruk seseorang hanya karna suatu perbuatan tanpa tau alasan sebenarnya. Banyak orang berkomentar seperti itu seolah-olah gak setuju sama orang yang ingin menolong.
Fyi aja nih, sekitar 2 tahun lalu, teman mamak awak pernah bekerja sebagai TKI di Malaysia, sebut saja namanya ibu Risma. Mamak awak selalu meyakinkan ibu Risma dengan tujuan supaya jangan berangkat jadi TKI. Tapi akhirnya ibu Risma berangkat juga. Sekitar 2 bulan ibu Risma bekerja tanpa mendapatkan imbalan sama sekali, dan mendapat perilaku yang tidak baik dari majikannya. Ibu Risma pengen pulang, tapi enggak bisa karna kontrak antara orang yang mengurus TKI di negara kita dengan pihak majikannya. Tapi itu lah kekuatan doa, ibu Risma selalu berdoa, supaya beliau bisa pulang. Akhirnya Tuhan menjawab doa ibu Risma, bulan ketiga ibu Risma disuruh pulang ke Indonesia untuk melengkapi data-datanya, dan semenjak itu ibu Risma gak mau balik lagi ke Malaysia.

Awak sedih denger cerita ibu Risma. Itu lah beratnya beban jadi orang tua, inginnya bisa memenuhi kebutuhan keluarganya, terkhusus untuk anak-anaknya, apapun dilakukan. Mungkin ini juga yang dialami oleh ibu Satinah. Mungkin aja ibu Satinah gak ada niat membunuh, tapi apa daya, mungkin pukulannya terlalu kuat atau fisik sang majikan yang terlalu lemah maka terjadilah kasus ini. Ah entahlah, awak capai berandai-andai yang pada akhirnya itu gak terjadi, buat nyesek *lah ini kok jadi curhat? fokus fokus fokus*

source
Pada kenyataannya ini bukan pertama kalinya kasus TKI yang menyedihkan, masih banyak lagi TKI kita yang dalam permasalahan, bahkan lebih parah dari kasus ibu Satinah. (Baca aja di SINI!) Yang jadi pertanyaannya, kenapa hal ini harus terulang lagi? Ini ibaratkan kita lagi sekolah, dapat nilai merah terus, tapi gak mau belajar sungguh-sungguh untuk membagusi nilai merah tersebut, yaudah hasilnya tinggal kelas deh...

Banyak pro dan kontra dalam hal penanganan kasus TKI, dan yang menjadi sasaran empuk untuk kasus ini, dan semua hal yang terjadi di Indonesia yaitu pemerintah. Ingat yee, disini awak tidak memihak siapa pun dan tidak menghakimi siapa pun.

Secara pribadi awak kurang setuju dengan pembayaran diyat ibu Satinah full ditanggung oleh pemerintah. Benar banget kalo pemerintah wajib melindungi warga negaranya, tapiiiiiiiii........ sampai sejauh mana pemerintah melindunginya? Awak rasa ada batasnya, termasuk melindungi TKI kita diluar negeri. Dengan mengeluarkan biaya bermiliar untuk membebaskan kasus warganya, dan bukan untuk satu kasus, masih banyak yang lainnya. Apa seperti ini terus yang mau dilakukan pemerintah?

"tapi kan put, TKI kita melakukan kekerasan demi menyelamatkan dirinya sendiri dari kekejaman majikannya. pemerintah wajib menolongnya!"

Iyaaa, awak tau itu. Pemerintah memang wajib menolong, tapi ya semampunya aja. Cara menolongnya bukan cuma dengan membayarkan diyat saja. Kemana para pengacara terhebat di Indonesia yang suka adu kekuatan di televisi? Apa cuma kasus perceraian artis doang yang diurus? Seharusnya saat ada kasus seperti ini, pemerintah segera mengirimkan pengacara untuk membantu menanganinya. Iyaaa itu cara awal yang menurut awak efektif, bukan dengan langsung membayarkan diyatnya, kalau membayar sama aja kita mengakui bahwa TKI kita sepenuhnya bersalah, sepenuhnya seorang kriminal, dan awak tidak setuju seperti itu.

Menurut kalian nih sob, apa yang harus dilakukan pemerintah untuk meminimalisir kasus TKI kita diluar negeri? Apakah kalian setuju kalo setiap ada kasus, pemerintah wajib mengeluarkan uang untuk menebus TKI kita?

Bukan memandang rendah pekerjaan sebagai TKI diluar negeri, awak sih lebih ancungin jempol buat para orang tua yang bekerja sebagai penjual balon, penjual jamu, penyemir sepatu, dan lainnya. Walaupun pendapatan mereka gak pasti, tapi satu hal yang paling utama yaitu setiap harinya mereka masih bisa bersenda gurau dengan keluarga. Tapi kalau memang jalan satu-satunya menjadi TKI demi memenuhi kebutuhan hidup, coba sebelum berangkat yakinkan diri dulu dan siapkan mental.

Pemerintah juga jangan menjadi orang yang tak tau berterima kasih. Hargai para pahlawan devisa negara. Sebelum diberangkatkan, persiapkan pendidikan untuk TKI terlebih dahulu. Dan setelah para TKI bekerja, jangan lupa diperhatikan nasib mereka. Jangan asal main kirim saja. Orang-orang yang bekerja dibagian pengiriman cargo saja harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, lah ini mengirim manusia masa asal-asalan. Dan salah satu cara yang bisa meminimalisir pengiriman TKI ke luar negeri ya dengan membuka lapangan kerja bagi orang-orang yang berpendidikan tidak tinggi dan menjadi seorang wirausahawan.

Yaudah, sekian postingan awak kali ini. Terlalu panjang juga gak bagus. Maaf nih yaa kalo ada kata atau kalimat awak yang kurang berkenan. Ini masih pemikiran kaum awam doang, bukan pemikiran para pakar. Huehehehe... Gimana menurut kalian nih sob tentang nasib TKI kita ini? Apa seharusnya diberhentikan saja? Kalo diberhentikan pengiriman TKI, gimana solusinya ya untuk mereka yang ingin mencari uang untuk memenuhi kehidupannya? Yok mari saling bertukar pikiran sob :D



Sumber:
http://id.berita.yahoo.com/cerita-panjang-satinah-dari-mencari-riyal-sampai-divonis-205825593.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_Kerja_Indonesia
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/11/02/lu0xyf-tingkatkan-plindungan-tki-di-saudi-kemenakertrans-bentuk-jejaring-informan

2 komentar:

  1. Mengirimkan TKI yang cerdas dan berkopetensi, sebelumnya harus ada seleksi khusus dan ketat tentang pengiriman TKI itu tugas pemerintah (termasuk psikologisnya juga). Mengharap lapangan kerja di Indonesia lebih luas itu bukan tempatnya si ke pemerintah karena itu adalah usaha dari masyarakatnya sendiri, bagaimana masyarakat bisa kreatif dalam menciptakan lapangan kerja.

    BalasHapus

  2. Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'













    Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'

    BalasHapus