Kamu yang ke:

Jumat, 09 Januari 2015

Sepenggal cerita diawal tahun 2015

Sudah sembilan hari aku menjalani tahun 2015 ini, tapi sebelum lupa aku mau ngucapin... Happy New Year Guys... Semoga kita tetap sehat dan tetap semangat menggapai harapan-harapan kita ditahun 2015 ini. Amiiinn...
Ini postingan pertama aku diblog, dan setelah dipikir-pikir mungkin postingan blog ini akan didominasi menjadi tempat curhatan pribadi, dan hanya postingan-postingan yang berisi pengetahuan umum  atau pendapat tentang suatu hal yang akan aku share di komunitas blogger.

Memasuki awal tahun 2015 aku sudah dibuat bimbang dan ragu atas keinginan ku sendiri. Dari awal aku ingin resign dari tempat kerja ku ini dikarenakan faktor situasi dan kondisi lingkungan kerja yang kurang membuat aku nyaman, ya walaupun sejujurnya aku mencitai pekerjaan ku dibidang pelayaran ini. Ketika aku mendapatkan tawaran pekerjaan yang mungkin saja menurut aku akan memiliki jenjang yang lebih baik dari sekarang ini, tapi disaat ini lah kebimbangan muncul.

Memang benar aku ingin pekerjaan yang lebih baik lagi, tapi aku inginnya bekerja di kota Medan ini. Memang benar sejak SMA aku ingin sekali merasakan jadi perantau demi mengejar masa depan, tapi seiring umur bertambah rasa semangat itu berkurang perlahan. Mengingat orang-orang yang aku sayangi membuat aku terasa berat meninggalkan kota Medan ini. Suerrrr, aku gak ngerti gambarkan suasana hati dan pikiran kali ini. Aku hanya berharap mujizat Tuhan terjadi atas doa ku untuk mendapat jawaban lamaran kerja ku di Medan.

Aku juga sudah merasakan kenyamanan sama seseorang. Walaupun sekarang komunikasi kami dibatasi oleh jarak dan ketidakjelasan tentang status hubungan ini. Atau mungkin saja aku terlalu berlebihan menganggap segala hal yang dibicarakannya ke aku? Atau dia hanya menganggap aku seperti orang biasa? Entahlah, itu cuma dia dan Tuhan yang tau. Tapi disaat aku bilang ke dia tentang rencana pekerjaan ku keluar kota, dia nanya "gimana kam bisa lihat aku, kam disana aku disini?" ini pertanyaan yang buat aku terdiam. Yang ada dipikiran ku hanya ingin bilang ke dia "aku siap menunggu mu untuk saling bertemu sesuai dengan waktu yang ditentukan Tuhan dan aku siap berkomitmen dengan mu, tapi bagaimana dengan kamu? Apa kamu siap untuk menunggu aku? Apa kamu siap berkomitmen dengan aku?" aaah..... ternyata mengucapkan kalimat itu sangat berat dari pada sekedar menuliskannya. Kalau memang sampai saatnya aku pergi tapi tak mendapatkan jawaban juga dari dia, mungkin itu lah yang terbaik.

Aku juga berat meninggalkan kota Medan ini karena aku ingin menemani teman terbaik aku yang tanggal 5 Januari 2015 lalu telah ditinggalkan Papa tersayangnya. Aku udah berjanji sama diriku sendiri akan selalu ada buat dia, ya kalaupun suatu saat aku pergi aku akan tetap memberikan waktu ku buat dia, iya buat kamu nangg... Ratna Sari Napitupulu.

Dan yang lebih berat lagi sebenarnya ketika jauh dari keluarga. Mama, Papa, Abang, dan adik-adikku. Gak tau kenapa seiring umur bertambah, aku makin ingin dekat dengan mereka terlebih kedua orangtua ku. Aku ingin makin memberi perhatian dan menjaga mereka. Dan kalaupun suatu saat keinginan ini dibatasi oleh jarak, mungkin itu lah yang terbaik. Aku akan tetap membawa mereka kedalam doa ku setiap waktu.

Mungkin itu saja yang ingin aku ceritakan dalam postingan ku ini. Soalnya aku gak tau lagi apa yang aku lakukan. Semua terasa gelap sehingga membuat aku sulit berpikir. Bahkan terkadang sesak ku rasa karena terlalu berharap-harap cemas. Permintaan ku sampai saat ini masih sama, ingin pekerjaan baru yang lebih baik lagi tetapi kalau boleh biarlah pekerjaan itu adanya dikota Medan tercinta ini. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar