Kamu yang ke:

Rabu, 15 Januari 2014

Apa? Di Sumatera Utara ada Monas??

Haeee, awak kembali lagi menulis di blog ini setelah beberapa hari terpending. Gimana liburan kemarin? Senang kah? Kalo awak libur sehari aja uda surga banget, kayak kedapatan durian gratis. Kenapa durian gratis? karna durian jatuh gak selamanya rasanya enak. Hahaha

Ngomongin liburan, tanggal 12 Januari 2014 lalu awak bersama keluarga besar ngabisin waktu untuk jalan-jalan ke Silalahi Nabolak, Sumatera Utara. Kami berangkat jam 4 pagi. Selama perjalanan keadaan masih tidak terlalu ramai, tapi berhubung kemarin mulai pagi sudah hujan, jadilah perjalanan benar-benar menegangkan.

Kenapa menegangkan? Perjalanan kami penuh dengan kabut, terlebih di daerah Berastagi, Kabanjahe, dan daerah sekitarnya sampai tempat tujuan kami. Awak kira pagi-pagi bisalah lihat gunung Sinabung, eh rupanya tak terlihat sangkin kabutnya yang cukup parah. Jalanan yang berliku-liku seperti menaiki tanjakan dalam lingkaran membuat mata tak bisa terpejam karna sangkin takutnya. Haaah, akhirnya kami pun bisa melewati semuanya itu. Jam 7 pagi kami singgah ke warung kopi untuk sarapan di Aek Otang. Kami bawa sarapan dari rumah trus diwarung tersebut kami memesan teh hangat. Duh, dinginnya di daerah itu benar-benar gak nyate lah bro sis, jaket tebal kurang tebal rasanya. Selesai sarapan, kita lanjut perjalanan ke Aek Sipaulak Hosa di desa Silalahi, Sumatera Utara
Kami nyampe di Aek Sipaulak Hosa sekitar jam 9 pagi. Sampai disana kami dikasih pesan dari Papa awak supaya jaga tingkah laku dan perkataan. Aek Sipaulak Hosa ini merupakan salah satu tempat sakral di desa Silalahi. Disini kita dapat menikmati air yang benar-benar jernih dan air tersebut keluar dari batu loh, sejarahnya seperti itu. Kami membasuh wajah disana dan meminum air tersebut. Rasanya? Wuiiiiih, air mineral yang terkenal tuh kalah. Benar-benar buat segar dahaga. Rasa lelah perjalanan dari Medan menuju Aek Sipaulak Hosa ini pun lepas begitu aja. Ada beberapa moment yang awak abadikan di tempat ini
masuk ke dalam lumayah jauh juga...

setelah direnovasi. masih banyak lagi aliran air dari berbagai batu.
Selesai dari Aek Sipaulak Hosa, kita singgah sebentar ke warung untuk menikmati teh hangat lagi sambil makan pop mie dan telur bebek rebus. Gileee bro sis, harga pop mie disana delapan ribu, lebih kurang 4 kali lipat dari harga di Medan, dan itu cuma satu-satunya warung yang ada dilokasi tersebut. Untung besar. Hahaha

Okee, perjalanan dilanjutkan ke tugu Silahisabungan. Ini pertama kalinya awak ke makam dan tugu opung Silahisabungan. Perjalanan menghabiskan waktu kurang lebih 2 jam. Sampe disana awak terkagum-kagum melihat tugu Silahisabungan tersebut. Kalo orang yang gak liat secara langsung mungkin beranggapan itu Monas.


dari jauh seolah-olah kayak Monas ya?
dibalik tugu tersebut, mata kita disuguhi pemandangan Danau Toba
Tugu Silahisabungan ini benar-benar super keren. Banyak ukiran-ukiran sejarah dari Silahisabungan. Ukiran-ukiran tersebut memiliki banyak arti dan saling berhubungan dari satu gambar ke gambar yang lainnya. Seperti gambar ini

ini Silsilah Raja Silahisabungan, terukir di tugu tersebut
Dari silsilah Raja Silahisabungan tersebut kita dapat faktanya, siapa anak tertua dan termuda. Di tugu ini juga diukir gambar anak-anak Raja Silahisabungan:




yang kepala ada rambutnya diabaikan aja. hahaha
nasihat Raja Silahisabungan kepada anak-anaknya
Juru kunci dari tugu Silahisabungan ini menceritakan satu per satu arti dari setiap gambar yang ada, salah satunya gambar ini:

ini gambar sejarahnya ada Aek Sipaulak Hosa
Dari gambar diatas menceritakan, ketika Raja Silahisabungan dan istrinya pergi ke ladang dengan perjalanan yang begitu jauh tanpa ada air sedikit pun, istri Raja Silahisabungan merasa haus. Maka Raja Silahisabungan menusukkan tongkatnya ke batu yang ada di dekat pohon-pohon besar, dan keluarlah air, itu lah Aek Sipaulak Hosa yang awak sama keluarga awak nikmati.

Masih banyak lagi arti dari tugu Silahisabungan ini, tapi karna awak kurang mengerti semuanya, mending jangan diceritakan yaaa, ntar kalo salah cerita bisa bahaya. Hahaha.. Sekitar jam 12 siang kami mengadakan ibadah dulu di rumah atau bisa dibilang seperti wismanya dari tugu Silahisabungan tersebut. Selesai ibadah, acara dilanjutin dengan makan siang bersama. Kita makan ikan mujahir panggang. Yaaa, rasanya lumayan lah. Cukup buat perut kenyang.

Setelah selesai makan siang, kita bebas melakukan kegiatan apapun. Ada yang berenang di Danau Toba, ada yang tidur siang, ada pula yang bercerita-cerita. Sekitar jam 3 sore kita uda mulai bersiap-siap untuk pulang ke Medan. Selama perjalanan pulang, awak gak henti-hentinya melihat pemandangan Danau Toba. Entah uda yang keberapa kali awak ke daerah Toba Samosir ini, karna rumah Opung awak di Samosir, tapi rasa kagum awak akan pemandangan Danau Toba ini gak pernah habis. Selain pemandangan yang begitu indah, masyarakatnya pun ramah-ramah.

ini kapal Sayonara, dipakai untuk pendatang yang mau keliling-keliling Danau Toba


Okee, perjalanan pulang menuju Medan masih melewati daerah Berastagi dan Kabanjahe. Apa yang awak lihat disana? Daerah tersebut seperti kota mati. Sayur-sayuran seperti kol uda pada bermatian, pohon-pohon, atap gedung-gedung dipenuhi dengan abu vulkanik gunung Sinabung. Ini masih daerah yang cukup jauh dari letak gunung Sinabungnya, gimana pula dengan daerah yang sangat dekat? Haaaah, gak bisa dijelaskan lah ya, bisa dibayangkan. Sangat disayangkan, bencana ini sudah 4 bulan terjadi tapi tidak ada tindak lanjut dari pemerintahan. Bahkan berita-berita di media elektonik pun hampir nyaris tak ada karena fokus ke masalah banjir di Ibu kota. Yasudahlah, ini kenapa jadi cerita sedih? Sama-sama mendoakan saja, supaya bencana-bencana yang ada di Indonesia dapat tertangani dengan baik.

Baiklah, sekian postingan tentang liburan awak ke Desa Silalahi Sumatera Utara. Buat yang diluar kota bahkan luar pulau, boleh loh masukkan Danau Toba ke daftar wisata kalian. Serius deh, kalian gak bakalan nyesal ke daerah ini. Gak usa takut dengan hal-hal negatif yang ada dipikiran kalian, kita sama-sama warga Indonesia, dimana warga Indonesia itu kan terkenal dengan keramah tamahannya. Hehehehe.. Oke bro sis?

7 komentar:

  1. keren juga yak, beneran kayak monas... banyak nilai sejarahnya lagi, cuman sayang jauh di sumut hiks T_T
    oya, aku bikin review tentang buku kroyokan, buku pertamaku, cek di blogku yaaa sankyuu...

    BalasHapus
  2. Mirip ya sama monas, tapi belum pernah ke sumatra.

    BalasHapus
  3. keren banget tempatnya, bener kayak monas tugu silahisabungan-nya. :D

    BalasHapus