Kamu yang ke:

Minggu, 29 Maret 2015

Ketika Hari Istimewa Itu Datang

Sore itu aku ingin melepas kepenatan dipikiran ini dengan pergi melihat proses pembangunan rumah orang tuaku. Niatnya hanya ingin melihat-lihat saja sambil mengabadikannya dalam bentuk foto. Tapi begitu sampai disana aku disambut dengan anak-anak yang sedang asik bermain. Dengan keadaan yang belum mandi, aku pun ikut bergabung dengan mereka. Banyak hal-hal yang ditanyakan mereka seperti "nama kakak siapa?, kakak anak keberapa? kakak udah kerja ya?" dan pertanyaan lainnya. Selesai ngobrol-ngobrol mereka pun bermain lagi. Kali ini mereka bermain kereta apian dengan menggunakan gabus. Yang aku rasakan saat itu cuma 2, yaitu rasa senang dan rindu!

kapan kamu terakhir kali bermain permainan "absurd" seperti ini? hehehe
Ada saatnya kita merindukan masa anak-anak. Bermain sepuas-puasnya tanpa memikirkan resiko apa yang akan diterima. Bermain sepuas-puasnya tanpa memikirkan penilaian orang lain. Masa anak-anak dimana yang namanya kemunafikan tidak dirasakan. Masa anak-anak dimana pikiran tidak diisi dengan hal-hal yang rumit. Yang terpenting adalah ketika kau ada dan aku ada. Bermain dan tertawa bersama adalah hal yang paling membahagiakan. Tak peduli seberapa banyak harta yang dimiliki. Tak peduli semahal apa barang-barang yang digunakan. Karena bahagia itu sederhana, kalau kita tidak bisa merasakan kebahagiaan mungkin kita sulit menerima hal yang sederhana. Ya, itulah kenapa terkadang kita perlu belajar dari anak-anak, terlebih dizaman sekarang dimana teknologi semakin canggih.

Tapi yang namanya manusia pasti mengalami pertumbuhan. Bertumbuh melalui fisik, status, dan juga pola pikirnya. Yeah, tepat tanggal 27 Maret 2015 aku sudah genap berusia 24 tahun. Sudah memasuki tingkat dewasa dalam segala hal. Yang jadi pertanyaannya apakah aku sudah cukup dewasa dalam menjalani kehidupan ini? Menurut ku... belum. Hehehe...

Nah melalui anak-anak aku mendapat sebuah pelajaran. Tak bisa dipungkiri kalau masa anak-anak sangat menyenangkan tapi bukan berarti kita cuma bisa bahagia saat menjadi anak-anak. Perlu meniru sikap anak-anak saat menghadapi kehidupan ini. Bermain dan tertawa bersama orang-orang tersayang, menjalani aktifitas sehari-hari tanpa memikirkan hal-hal yang rumit karena terkadang hal rumit yang dipikirkan ketika dijalani sama sekali tidak rumit, jangan terlalu sering merasa khawatir dan selalu hidup dalam kesederhanaan.

Aku sadar kok saat ini usia ku bukan usia untuk bermain-main lagi. Perlu keseriusan untuk menjalaninya. Perlu menyiapkan rencana jangka panjang untuk kehidupan selanjutnya. Makanya sekarang aku harus bekerja keras untuk mencapai segala yang sudah ku rencanakan. Tapi tetap, seperti doa abangku untuk ku "selalu serahkan rencana dan doa mu kepada Tuhan ya dek agar Tuhan ikut campur tangan untuk menyempurnakannya".

Melalui tulisan ini aku ingin mengucapkan terima kasih untuk keluarga ku yang sangat aku cintai. Mama, Bapak, Abang, dan kedua adik perempuanku. Aku gak tau apakah aku bisa tumbuh seperti sekarang ini kalau tidak ada mereka.
Dari mereka aku belajar bahwa Tuhan mempunyai cara-Nya tersendiri untuk memberikan sukacita & berkat-Nya kepada setiap orang. Dan yang menjadi sukacita & berkat yang ku terima dalam hidup ini adalah keluarga ku yang sangat luar biasa.
minus Bapake dan abang nih, pada sibuk sih sama kegiatannya :D

backsound: Boyz II Men - A Song For Mama~
Ulang tahun adalah suatu moment dimana kita mendapatkan begitu banyak doa dari orang-orang yang sayang sama kita, termasuk aku. Banyaaaakk banget doa yang diberikan ke aku. Mulai dari kesehatan, murah rejeki, sukses buat pekerjaan, dan segera dapat jodoh yang tepat dan terbaik. Aku benar-benar bersyukur banget dikelilingi orang-orang baik yang sayang sama aku. Disini aku semakin belajar untuk tidak pernah merasa capek dan jangan pernah berhenti untuk berbuat baik kepada semua orang. Tak perlu dihiraukan sikap buruk orang terhadap aku yang penting tetaplah berbuat baik. Aku selalu percaya sama yang namanya hukum tabur tuai. Selama aku hidup dengan menabur hal-hal baik, maka jelas suatu saat aku akan menuai hal-hal yang baik pula.

Terima kasih juga buat semua orang yang memberikan ucapan selamat sama ku baik dari telepon, sms, dan berbagai social media. Terima kasih juga buat orang dimasa lalu ku, tapi alangkah baiknya jangan pernah muncul lagi, entah kenapa aku gak suka sama sekali. Bukan karena aku masih merasakan sakit hati atau menyimpan dendam, tidak sama sekali. Aku cuma mau jalani kehidupan masing-masing aja, sederhanakan? Oh iya terima kasih juga buat perayaan ulang tahun yang direncanakan oleh Ratna, Febeh, dan Erik. Kalian luar biasa. Bertemu sama kalian dan saling bercerita, bermain, dan tertawa benar-benar membuat hari-hari makin sempurna. Terima kasih buat sarannya untuk pekerjaan yang sedang dan akan aku jalani. Semoga kita bisa menggapai segala impian yang telah dibuat. Amiiin...



Harapan aku sih dihari ulang tahun yang ke 24 ini gak beda jauh dari sebelumnya. Sukses buat pekerjaan yang lagi dan akan dijalani, murah rejeki agar aku terus bisa berbagi untuk orang-orang yang tersayang, orang tua selalu sehat dan diberi umur yang panjang, dan berharap tetap sehat, bebas dari sakit penyakit apalagi semenjak positif sinusitis, hidung semakin sensitif sehingga sering buat mata dan kepala sakit kemudian jadi lemas menjalani aktifitas. Pokoknya selalu berharap yang terbaik untuk keluarga, sahabat, dan diri sendiri.

Masalah jodoh, entah kenapa saat ngebahas hal ini yang ada dipikiran cuma satu nama doang.. Hahaha... Entahlah ya aku gak ngerti sama perasaan ini. Walaupun aku sering dicuekin, sering dihubungi saat dia lagi perlunya aja, dan walaupun dia pura-pura tidak tau tapi tetap aja nama dia masih ada disini nih... Sakit hati dan kecewa pastilah dirasakan, tapi ya gitu lah tetap aja belum bisa lepas. Cinta memang gak bisa dipaksakan, makanya saat ini aku juga sedang belajar untuk ikhlas dan menikmati setiap proses yang ada. Karena yang namanyanya hasil pemaksaan ujung-ujungnya pasti gak baik dan tak ternikmati. Lagian aku bukan nyari pacar tapi nyari teman hidup untuk diajak berjuang dan menikmati hidup ini bersama-sama.

Oke deh sekian cerita panjang ku dihari ulang tahun yang ke 24. Umur itu bukanlah sebuah alat ukur untuk mengukur tingkat kedewasaan seseorang. Umur hanya alarm bagi diri sendiri untuk menyadarkan bahwa kita sudah menjalani hidup sekian tahun sehingga kita diingatkan sudah apa saja yang kita kerjakan dalam hidup ini dan disaat kita berulang tahun alarm itu hidup. Itu sih yang aku tau, dan semoga semakin lama kita hidup didunia ini semakin banyak hal-hal baik yang kita lakukan. Semakin bertumbuh dewasa dalam beriman, berfikir, dan bertindak. Amin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar