Kamu yang ke:

Senin, 01 Desember 2014

Maafkan Jika Hal Itu Terjadi


*putar ulang lagu ini sampai kau berhenti membacanya*


Hari ini aku menghabiskan waktu dengan pergi ke suatu tempat yang bisa membuat pikiran sedikit lebih tenang. Manusia memang ada saatnya membutuhkan waktu sendiri untuk merenggangkan benang-benang pikiran yang kusut dipikiran karena beberapa hal.

Sejujurnya aku ingin sekali saat ini kirim pesan ke kamu “hey aku lagi disini loh sesuai permintaan mu beberapa hari yang lalu untuk kirimkan foto makanan yang aku pesan ditempat ini” tapi sayang sekali aku tak melakukan itu. Keadaan dan sifat mu yang membuat aku seperti ini.

Saat ini aku benar-benar kacau. Ibarat daun disaat musim kemarau yang kering dan daun-daunnya pun berjatuhan ke tanah. Aku lemah. Aku kacau. Hanya tunggu waktunya saja kapan aku mulai jatuh karena kehabisan kekuatan untuk berdiri menahan perasaaan ini. Memang lebih sakit tidak memiliki otak untuk berfikir, tapi ini juga sakit ketika pikiran ini aku dayung terus untuk sampai ke sebuah jawaban dari pertanyaan:
"Sebenarnya hubungan antara kita ini sebatas apa? Apakah kamu juga mencitai aku seperti aku mencitai mu?” 

Sudah lama rasanya hati dan jantungku tak merasakan perasaan seperti ini. Sudah lama rasanya pikiran ini tak aku gunakan untuk memikirkan sebuah perasaan ingin memiliki. Semuanya kembali bekerja ketika kamu hadir dalam kehidupan ku. Kamu seperti listrik yang dapat menghidupkan kembali segala alat-alat perasa yang ada didalam diriku.

Mungkin menurut kamu terlalu cepat untuk memiliki perasaan sayang atau perasaan cinta. Mungkin menurut kamu terlalu cepat untuk melangkahkan kaki ke anak tangga selanjutnya. Tapi apa kamu tak menyadari bahwa pohon pun tak akan berbuah tanpa ada perawatan. Bunga pun tak tumbuh tanpa disiram. Begitu juga perasaaan tak akan tumbuh tanpa adanya komunikasi dan tertawa diantara kita.

Aku ingin sekali menjadi orang yang memberi mu sandaran ketika kau merasakan kelelahan berjuang untuk masa depan. Aku ingin sekali menjadi orang yang membuatkan secangkir teh hangat ketika kau merasakan kedinginan saat hujan membasahi tubuh mu di petang hari. Aku ingin sekali menjadi orang yang bisa membuat mu tertawa ketika kamu merasakan dunia ini tidak adil atas kehidupan mu. Tapi pada kenyatannya aku tak bisa melakukan itu semua. Disini aku hanya bisa diam memendam segala keinginan itu.

Aku sudah tak tau lagi apa yang harus aku lakukan. Aku takut. Takut ketika perasaan ini sedikit demi sedikit hilang. Aku takut ketika kekuatan ku habis untuk menunggu mu menggenggam tangan ku menuju anak tangga selanjutnya. Aku tak mempermasalahkan jarak yang kita alami sekarang karena melalui sebuah keyakinan kedua sisi,  jarak itu dapat kita jalani dan tempuh sampai pintu kebahagian itu terbuka. Tapi yang aku permasalahkan adalah waktu, karena waktu tak bisa kita hentikan dan tak bisa pula kita putar.

Kalau kamu menginginkan sosok wanita yang memulai menggenggam tangan mu terlebih dahulu untuk melangkah, kamu salah orang. Kalau kamu menginginkan sosok wanita yang terlebih dahulu memulai membuat keputusan, kamu salah orang. Aku adalah salah satu wanita yang menganggap sosok lelaki itu adalah seorang pemimpin yang tangguh dan kelak akan selalu menjadi terdepan dalam kehidupan ku dan anak-anak ku kelak. Bukankah kamu membutuhkan sosok wanita yang serius akan sebuah hubungan? Lantas ketika ada wanita didepan mu yang ingin serius kepada mu, kenapa seolah kamu tak peduli?

Maafkan aku ketika seiring waktunya berputar aku mulai menghilang. Maafkan aku ketika seiring waktunya berputar kamu tak tau sedikit pun tentang aku. Aku menyerah bukan berarti aku tak mencintai mu. Aku pergi bukan berarti mencari sosok lelaki lain karena perasaan ini masih milik mu. Tapi yang harus kamu tau sampai kapan pun, aku lah wanita yang selalu menganggap mu sebagai sosok lelaki yang sempurna yang bisa membuat aku jatuh cinta melalui kesederhanaan mu.

Ketika perasaan ini sedikit demi sedikit bertumbuh, aku tak pernah lupa sama sang Pencipta. Aku selalu menceritakan sekecil apapun hal tentang kita kepada Dia. Setiap saat selalu aku berbicara kepada Pencipta “Tuhan, aku seakan menemukan lelaki yang aku inginkan. Kalau kau berkehendak dekatkanlah kami selalu dan kelak Kau juga yang akan mempersatukan. Tetapi kalau bukan dia yang tepat dan terbaik, jauhkanlah kami melalui cara Mu ya Tuhan. Amin”

Jadi kalau suatu saat kita sudah jauh, itu bukan kemauan ku dan bukan pula karena jarak diantara kita. Ingat aku tak pernah menyalahkan jarak itu. Tapi sadarilah itu adalah cara Tuhan untuk menyimpan kita buat orang yang special dan tepat. Mungkin bukan sekarang tapi diwaktu Tuhan.

Tetap aku ucapkan terima kasih kepada kamu yang bisa menumbuhkan kembali perasaan yang sudah lama aku diamkan dengan kesendirian, walaupun saat ini aku masih sendiri. Semoga kelak waktu bisa memberikan jawaban atas perasaan yang aku miliki ini kepada kamu. Aku akan selalu percaya akan hal yang indah itu

1 komentar:

  1. Nyeas banget baca tulisan kaka yang ini :( semoga semua indah pada waktunya ya kak putri.
    Semangatt!! (:

    BalasHapus